Mengapa borneo parrot

Istilah "Borneo Parrot" adalah sebutan saya sendiri untuk burung paruh bengkok yang satu ini. Mungkin sebutan ini tidak adil.

Tebu, memperkaya variasi pakan betet

Burung betet di habitat alam umumnya memakan sesuatu yang mengandung nectar alias madu-maduan, seperti yang terdapat dalam beberapa jenis bunga-bungaan hutan. Juga mereka suka dengan beberapa jenis buah-buahan.

Kegagalan pertama

Mereka sering berkelahi, meski tidak sampai pada saling melukai. Mereka tidak mau bertengger berdekatan, dan kerap berebut makanan.

Ring dari batok kelapa

Bentuknya seperti angka delapan. Satu lobang lebih besar sehingga pas dipasangkan ke kaki betet.

Yiha, akhirnya dapat betet jantan!

Kali ini, betet jantan untuk beberapa hari saya taruh di kandang kecil tersendiri sampai dia terbiasa pada suasana baru. Sementara betina yang sudah lebih dulu ada, saya biarkan di kandang yang lebih besar sendirian.

Saturday, January 31, 2015

VIDEO: Betet Jantan

VIDEO: Inilah betet jantan yang tinggal kenangan. Dia sudah mati secara mendadak, sementara dua betinanya tetap hidup hingga sekarang. Setelah betet ini mati, saya pernah mendapatkan satu ekor lagi betet jantan tetapi lagi-lagi dia mati. Harus bersabar untuk mendapatkan lagi dan mengubah cara pemeliharaan.

Friday, January 30, 2015

VIEDO: Betet Sedang Makan Tebu

VIDEO: Salah satu betet betina saya sedang makan tebu, sebagai variasi pakanya. Tentang pakan tebu, klik di postingan ini.

Ring dari Batok Kelapa

Ring untuk betet dari batok kelapa (parrotborneo@gmail.com)
Jika berkesempatan berkunjung ke kampung-kampung di pedalaman Kalimantan, khususnya di daerah yang banyak habitat burung betet, biasanya orang-orang memelihara satwa ini.

Mereka menjebak betet dengan berbagai cara. Setelah burung didapat, mereka memeliharanya dengan dua cara: ada yang ditaruh di kandang, ada juga yang diikat salah satu kakinya.

Untuk cara memelihara dengan diikat kakinya, orang kampung punya cara tersendiri. Sebuah ring dibuat dari bahan batok kelapa.

Bentuknya seperti angka delapan. Satu lobang lebih besar sehingga pas dipasangkan ke kaki betet.

Cara memasukkannya, dua jari betet dikuncupkan, kemudian dimasukkan ke lobang pelan-pelan, sampai dua jari belakang ikut lolos dan ring itu terpasang sebagai gelang di kakinya. Mungkin agak menyakitkan bagi si betet, tapi hanya sebentar.

Lobang yang lainnya lebih kecil untuk pengait rantai. Rantainya pun sering dibuat sendiri dari potongan-potongan kawat. Kreatif!

Ring dari batok kelapa cukup kokoh. Paruh betet yang kuat, tidak bisa menghancurkannya. Jarang sekali dikabarkan, ada betet yang lepas karena dia berhasil merusak ring itu.

Tebu, Memperkaya Variasi Pakan Betet

Betet lagi makan tebu (parrotborneo@gmail.com)
Ampas tebu sisa makanan betet (parrotborneo@gmail.com)
Burung betet di habitat alam umumnya memakan sesuatu yang mengandung nectar alias madu-maduan, seperti yang terdapat dalam beberapa jenis bunga-bungaan hutan. Juga mereka suka dengan beberapa jenis buah-buahan.

Jika sudah jadi hewan peliharaan, si pemelihara sebaiknya selalu menyediakan berbagai variasi makanan. Tidak baik jika monoton dengan jenis pakan tertentu.

Saya mencoba memberi tebu kepada betet-betet saya. Sebab tebu memiliki cairan manis, yang pasti akan sangat mereka sukai.

Tebu itu saya potong menurut ruas-ruasnya, kemudian dibelah dua. Tak menghabiskan waktu lama untuk adaptasi, mereka segera terbiasa dan dengan rakus melahap tebu-tebu itu.

Padahal sebelumnya, mereka tergantung satu jenis pakan, saat pertama kali diadopsi. Umumnya mereka makan buah kelapa sawit, karena si pemburu mendapatkan mereka di kebun kelapa sawit.

Kini variasi pakan mereka bertambah dengan tebu! Paruh mereka yang kokoh menimbulkan suara "kress kress kress" saat mereka memakan tebu. Sesekali kepala mereka mendongak ke atas, sepertinya memberikan jalan bagi cairan manis dari tebu itu untuk masuk dalam tenggorokan.

Kulit tebu pun tampak rapi setelah ampasnya dikunyah oleh betet-betet ini. Kulit tebu yang disisakan menyerupai pipa paralon yang dibelah dua. Hmmm, sungguh bentuk paruh yang menabjubkan sehingga bisa "menciptakan" suatu bentuk seperti itu!

Sampah atau ampas tebu yang mereka hasilkan pun halus-halus. Suatu saat mungkin akan saya pikirkan, apakah ampas yang sudah mengering ini bisa digunakan untuk keperluan lain.

Selama ini ampas-ampas itu saya gunakan sebagai pupuk alami. Ditambahkan ke rumpun tanaman yang saya miliki di dalam pot atau polybag.

Kegagalan Pertama

Dua betet betina masih bertahan, foto:parrotborneo@gmail.com
Hampir setahun lalu, tepatnya April 2014, saya udah mengadopsi sekor betet jantan dan seekor betina. Keduanya saya pelihara di dalam sangkat kawat segi empat ukuran kira-kira 40 x 50 sentimeter.

Itu sebenarnya kandang sementara, tujuannya untuk membuat mereka terbiasa dulu dengan lingkungan baru. Beberapa waktu kemudian, saya berkesempatan berkunjung ke daerah pedalaman, dan dari sana saya membeli seekor betet betina.

Tujuanya adalah untuk menambah jumlah koloni, jika andaikata yang sudah ada belum berjodoh, siapa tahu betina yang baru ini bisa menarik perhatiannya. Hari demi hari, belum terlihat tanda-tanda ketiga ekor betet itu akur.

Mereka sering berkelahi, meski tidak sampai pada saling melukai. Mereka tidak mau bertengger berdekatan, dan kerap berebut makanan.

Untuk mengantisipasi perkelahian, makanan mereka saya taruh di beberapa tempat terpisah. Makanan itu bervariasi: milet, pisang, pepaya, dan tebu. Semuanya dilahap oleh mereka.

Amat disayangkan beberapa bulan kemudian, jantannya mati.Saya belum berpengalaman untuk mengetahui kira-kira apa penyebabnya.

Kembali saya berkesempatan berkunjung ke daerah, di mana saya pernah membeli betet betina dulu. Kali ini saya sengaja membeli yang jantan. Di kampung itu, beberapa penduduk ada yang memelihara betet, bahkan sudah bertahun-tahun lamanya, hanya sayang belum ada yang mengerti cara penangkarannya.

Lagi, beberapa bulan kemudian, si jantan ini pun mati. Apa boleh buat. Kini tinggal tersisa dua betina, yang tampaknya sehat-sehat saja.

Saya sedang berpikir untuk membangun kandang breeding yang relatif besar, serta kembali mencari jantannya. Tak ingin rencana ini hilang ditelan waktu, saya tergerak untuk menampilkannya lewat blog. Siapa tahu di antara pengunjung blog ini ada yang bisa berbagi pengalaman. 

Mengapa Borneo Parrot

Pose betet jantanku (parrotborneo@gmail.com)
Istilah "Borneo Parrot" adalah sebutan saya sendiri untuk burung paruh bengkok yang satu ini. Mungkin sebutan ini tidak adil.

Mengingat betet ekor panjang, atau betet pipi merah yang memiliki nama latin Psittacula longicauda dan bahasa Inggris Red-breasted Parakeet, memiliki wilayah penyebaran di wilayah Andaman, Nikobar, Semenajung Malaysia, Sumatera, Riau, Natuna, dan Kalimantan.

Tetapi ada 5 sub spesies betet pipi merah, dan masing-masing memiliki ciri yang mirip-mirip. Betet ini merupakan salah satu dari sekitar 85 jenis burung paruh bengkok yang ada di Indonesia.

Karena betet yang saya miliki saya beli dari warga yang mendapatkannya dari hutan Kalimantan, maka saya sebut saja "Borneo Parrot". Burung ini tidak termasuk jenis yang dilindungi. Bahkan saking banyaknya dan kadang-kadang bergerombolan di kebun kepala, burung ini dianggap hama.

Tetapi saya ingin melihat hal lain. Saya kesulitan menenukan informasi mengenai orang yang telah mencoba melakukan penangkaran betet ini. Maka saya ingin mencoba, meski mungkin ini akan jadi bahan tertawaan.

Tak banyak orang yang suka dengan burung ini. Tapi tak apalah. Kan saya melakukannya karena hobi, syukur-syukur jika berhasil, bisa turut melestarikan satwa khas Borneo.

Sebenarnya jika diperhatikan benar-benar, betet tak kalah eksotik dengan jenis small parrot dari negara lain (Amerika Latin dan Afrika) yang sangat terkenal itu.

Soal ternak betet, khusus yang asli Kalimantan belum saya temukan referensinya. Tetapi untuk jenis betet Jawa, sudah ada peternaknya. Mungkin saya bisa mempelajari pengalaman mereka.

Sayangnya, rencana saya agak terhambat. Betet jantan milik saya seperti dalam foto itu, sudah mati. Saya tidak ketahui secara jelas, apa penyebabnya. Setelah kemudian mendapatkan satu lagi pejantan baru, juga mati. Herannya, dua betet betina masih tetap hidup.