Mengapa borneo parrot

Istilah "Borneo Parrot" adalah sebutan saya sendiri untuk burung paruh bengkok yang satu ini. Mungkin sebutan ini tidak adil.

Tebu, memperkaya variasi pakan betet

Burung betet di habitat alam umumnya memakan sesuatu yang mengandung nectar alias madu-maduan, seperti yang terdapat dalam beberapa jenis bunga-bungaan hutan. Juga mereka suka dengan beberapa jenis buah-buahan.

Kegagalan pertama

Mereka sering berkelahi, meski tidak sampai pada saling melukai. Mereka tidak mau bertengger berdekatan, dan kerap berebut makanan.

Ring dari batok kelapa

Bentuknya seperti angka delapan. Satu lobang lebih besar sehingga pas dipasangkan ke kaki betet.

Yiha, akhirnya dapat betet jantan!

Kali ini, betet jantan untuk beberapa hari saya taruh di kandang kecil tersendiri sampai dia terbiasa pada suasana baru. Sementara betina yang sudah lebih dulu ada, saya biarkan di kandang yang lebih besar sendirian.

Tuesday, February 24, 2015

Yiha, Akhirnya Dapat Betet Jantan!

Ini dia Joel Si Betet Kalimantan jantan yang gagah!
Ya, akhirnya saya mendapatkan (lagi) betet Kalimantan yang jantan! Senang rasanya. Tak ingin mengulangi pengalaman sebelumnya, punya dua jantan dan mati.

Kali ini, betet jantan untuk beberapa hari saya taruh di kandang kecil tersendiri sampai dia terbiasa pada suasana baru. Sementara betina yang sudah lebih dulu ada, saya biarkan di kandang yang lebih besar sendirian.

Betet jantan ini saya beli dari seseorang pada 24 Februar 2015. Jadi, bukan dari alam liar. Artinya, betet ini sudah cukup lama terbiasa dekat dengan manusia.

Dari sellernya saya mendapat informasi, betet ini terbiasa makan jagung dan voer ayam. Saya akan terus berikan pakan ini terlebih dahulu. Setelah nantinya akan saya kembangkan variasi pakan seperti betet-betet saya sebelumnya, dengan pakan tebu, milet, pisang, pepaya, dan buah simpur sekali-sekali. (Tentang buah simpur akan saya bahas dalam posting tersendiri).

Betet ini berbadan sehat. Kakinya tidak lagi berwarna hijau muda. Tetapi sudah mulai berwarna cenderung kecokelatan, meski masih agak samar. Artinya dia sudah mulai dewasa.

Warna merah menyala di pipinya melingkar sampai ke belakang kepala. Paruh bagian atasnya juga memerah bagai udang rebus. Bagian "janggut"-nya hitam gelap, dan kepala bagian atas hijau terang. Bulu di perutnya hijau muda kekuningan.

Bulu yang sempurna! Ekornya panjang sekitar 20-an centimeter. Si jantan yang oleh anak saya dinamakan Joel ini sementara saya tempatkan di sebuah kandang kecil.

Mengapa kandang kecil? Agar mudah melakukan observasi beberapa hari ke depan. Pertama, menilai tingkat kejinakannya. Karena sudah pernah dipelihara tangan pertama, betet ini relatif tenang.

Memang sementara ini terlihat takut-takut. Tetapi tidak membuat dia terbang menabrak-nabrak dinding kandang. Ini pertanda dia memang bukan baru datang dari alam liar. Akan menjadi lebih mudah merawatnya.

Kedua, untuk kontrol pakan. Karena baru diadopsi, saya harus benar-benar mengenali jenis pakan apa yang bisa dikonsumsinya. Saya rencanakan memberikan beberapa jenis pakan sekaligus, untuk melihat yang mana yang dipilihnya: milet, jagung, dan pisang.

Esok harinya, lantai kandang bisa diperiksa untuk memantau kotorannya. Dari situ bisa dinilai, pakan apa yang disentuhnya, atau tidak disentuh sama sekali.

Ketiga, untuk meminimalisir tingkat stress. Suasana baru bisa menjadi faktor pemicu stess, apalagi jika langsung dicampur dengan betinanya. Sebelum-sebelum ini, sering saya saksikan betet saya yang langsung digabung dalam satu kandang besar, sering serang-menyerang. Akibatnya, betet yang ketakutan harus pasrah menunggu "lawan"-nya selesai makan, baru dia bisa makan juga.

Kali ini saya harus lebih hati-hati. Mudah-mudahan berhasil.

Tuesday, February 3, 2015

VIDEO: Tahap Awal Menjinakkan Betet

Tahap awal penjinakan betet Kalimantan (dan ini berlaku bagi jenis burung paruh bengkok lainnya) adalah dengan memberlakukan diet training. Nah, diet training ini maksudnya mengurangi porsi makanan burung, agar dia mudah "dikendalikan".

Dalam kodisi lapar, burung bisa diuji apakah sudah mulai jinak atau belum. Jika mulai jinak, maka dia akan berani mendekat jika coba diberikan makanan dengan tangan.

Betet betinaku ini sudah mulai jinak, meski belum total. Aku mencoba memberikan latihan hand feed di luar kandang. Sementara, cukup berhasil, meski masih harus diteruskan pada waktu mendatang.

Caranya (khusus sesama new bie nih), siapkan lidi atau kayu yang sesuai sebagai stick. Arahkan stick ke paruhnya, dan jika dia menyentuh stick ini dengan paruhnya, bunyikan clicker sebagai tanda gerakan itu sudah betul, dan berilah reward berupa makanan. Saya gunakan kwaci sebagai reward.

Ulangi terus menerus cara ini, sampai dia terbiasa.Mengapa menggunakan stick?

Menurut para senior penghobi paruh bengkok, stick merupakan salah satu cara untuk "mengendalikan" pelatihan trick-trick berikutnya. Buatlah dia terbiasa dengan stick dan perintah-perintah khusus.

Dan proses ini masih akan panjang...

Mata Betetku Sebelah Kanan Buta

Sejak kuadopsi pada April 2014, barulah hari Selasa (3 Feb 15) aku benar-benar handle salah satu betet Kalimantan betinaku. Selama ini, aku biarkan dia bersama teman-temannya yang lain di kandang yang agak besar, dengan maksud membuat mereka terbiasa dengan lingkungan ini.

Ketika aku mencoba melatih handfeed (memberi makan melalui tangan), reaksi si betina ini berbeda-beda. Ada kalanya dia cepat tanggap, ada kalanya dia cuek saja. Setelah kuamat-amati, ternyata matanya yang sebelah kanan buta. Bola matanya hitam semua.

Beda dengan mata kiri yang sehat, di pinggiran bola matanta ada lingkaran kekuningan. Aku membeli betet Kalimantan betina ini saat melakukan perjalaan di sebuah kampung pedalaman Kalimantan Barat.

Seorang petani yang kujumpai di sana memiliki banyak burung betet, jantan dan betina. Aku memilih seekor betina, karena di rumah sudah memiliki sepasang jantan dan betina. Jadi maksudnya, betina baru ini nantinya sebagai tambahan koloni (kelak ternyata jantannya mati mendadak sehingga rencana breeding tertunda).

Selama dipelihara pak petani, betet ini dipsangi rantai dengan ring dari batok kelapa di kaki kirinya. Saya tidak perhatikan, apakah matanya sudah buta sejak dari pak petani. Atau karena perkelahian dengan teman-temannya sekandang saat setelah kuadopsi.

Hal yang menarik dari betet ini, dia sudah mulai jinak, meski sama sekali belum jinak total. Tetapi karakternya sudah mulai tenang, tidak seperti hendak kabur. Meski kondisinya buta, aku tetap akan memeliharanya dan melatih beberapa trik.

Monday, February 2, 2015

VIDEO: Hand feed betet Kalimantan

VIDEO: Betet Kalimantan betina (female Borneo parrot) ini sedang dilatih dengan cara hand feed (diberi makanan melalui tangan). Ini juga salah satu cara untuk menjinakkannya. Jika dia sudah mulai berani mengambil makanan dari tangan kita, pelan namun pasti proses penjinakan sedang berlangsung. Dalam video, saya memberikan kwaci kepadanya. parrotborneo@gmail.com

Saturday, January 31, 2015

VIDEO: Betet Jantan

VIDEO: Inilah betet jantan yang tinggal kenangan. Dia sudah mati secara mendadak, sementara dua betinanya tetap hidup hingga sekarang. Setelah betet ini mati, saya pernah mendapatkan satu ekor lagi betet jantan tetapi lagi-lagi dia mati. Harus bersabar untuk mendapatkan lagi dan mengubah cara pemeliharaan.

Friday, January 30, 2015

VIEDO: Betet Sedang Makan Tebu

VIDEO: Salah satu betet betina saya sedang makan tebu, sebagai variasi pakanya. Tentang pakan tebu, klik di postingan ini.

Ring dari Batok Kelapa

Ring untuk betet dari batok kelapa (parrotborneo@gmail.com)
Jika berkesempatan berkunjung ke kampung-kampung di pedalaman Kalimantan, khususnya di daerah yang banyak habitat burung betet, biasanya orang-orang memelihara satwa ini.

Mereka menjebak betet dengan berbagai cara. Setelah burung didapat, mereka memeliharanya dengan dua cara: ada yang ditaruh di kandang, ada juga yang diikat salah satu kakinya.

Untuk cara memelihara dengan diikat kakinya, orang kampung punya cara tersendiri. Sebuah ring dibuat dari bahan batok kelapa.

Bentuknya seperti angka delapan. Satu lobang lebih besar sehingga pas dipasangkan ke kaki betet.

Cara memasukkannya, dua jari betet dikuncupkan, kemudian dimasukkan ke lobang pelan-pelan, sampai dua jari belakang ikut lolos dan ring itu terpasang sebagai gelang di kakinya. Mungkin agak menyakitkan bagi si betet, tapi hanya sebentar.

Lobang yang lainnya lebih kecil untuk pengait rantai. Rantainya pun sering dibuat sendiri dari potongan-potongan kawat. Kreatif!

Ring dari batok kelapa cukup kokoh. Paruh betet yang kuat, tidak bisa menghancurkannya. Jarang sekali dikabarkan, ada betet yang lepas karena dia berhasil merusak ring itu.

Tebu, Memperkaya Variasi Pakan Betet

Betet lagi makan tebu (parrotborneo@gmail.com)
Ampas tebu sisa makanan betet (parrotborneo@gmail.com)
Burung betet di habitat alam umumnya memakan sesuatu yang mengandung nectar alias madu-maduan, seperti yang terdapat dalam beberapa jenis bunga-bungaan hutan. Juga mereka suka dengan beberapa jenis buah-buahan.

Jika sudah jadi hewan peliharaan, si pemelihara sebaiknya selalu menyediakan berbagai variasi makanan. Tidak baik jika monoton dengan jenis pakan tertentu.

Saya mencoba memberi tebu kepada betet-betet saya. Sebab tebu memiliki cairan manis, yang pasti akan sangat mereka sukai.

Tebu itu saya potong menurut ruas-ruasnya, kemudian dibelah dua. Tak menghabiskan waktu lama untuk adaptasi, mereka segera terbiasa dan dengan rakus melahap tebu-tebu itu.

Padahal sebelumnya, mereka tergantung satu jenis pakan, saat pertama kali diadopsi. Umumnya mereka makan buah kelapa sawit, karena si pemburu mendapatkan mereka di kebun kelapa sawit.

Kini variasi pakan mereka bertambah dengan tebu! Paruh mereka yang kokoh menimbulkan suara "kress kress kress" saat mereka memakan tebu. Sesekali kepala mereka mendongak ke atas, sepertinya memberikan jalan bagi cairan manis dari tebu itu untuk masuk dalam tenggorokan.

Kulit tebu pun tampak rapi setelah ampasnya dikunyah oleh betet-betet ini. Kulit tebu yang disisakan menyerupai pipa paralon yang dibelah dua. Hmmm, sungguh bentuk paruh yang menabjubkan sehingga bisa "menciptakan" suatu bentuk seperti itu!

Sampah atau ampas tebu yang mereka hasilkan pun halus-halus. Suatu saat mungkin akan saya pikirkan, apakah ampas yang sudah mengering ini bisa digunakan untuk keperluan lain.

Selama ini ampas-ampas itu saya gunakan sebagai pupuk alami. Ditambahkan ke rumpun tanaman yang saya miliki di dalam pot atau polybag.

Kegagalan Pertama

Dua betet betina masih bertahan, foto:parrotborneo@gmail.com
Hampir setahun lalu, tepatnya April 2014, saya udah mengadopsi sekor betet jantan dan seekor betina. Keduanya saya pelihara di dalam sangkat kawat segi empat ukuran kira-kira 40 x 50 sentimeter.

Itu sebenarnya kandang sementara, tujuannya untuk membuat mereka terbiasa dulu dengan lingkungan baru. Beberapa waktu kemudian, saya berkesempatan berkunjung ke daerah pedalaman, dan dari sana saya membeli seekor betet betina.

Tujuanya adalah untuk menambah jumlah koloni, jika andaikata yang sudah ada belum berjodoh, siapa tahu betina yang baru ini bisa menarik perhatiannya. Hari demi hari, belum terlihat tanda-tanda ketiga ekor betet itu akur.

Mereka sering berkelahi, meski tidak sampai pada saling melukai. Mereka tidak mau bertengger berdekatan, dan kerap berebut makanan.

Untuk mengantisipasi perkelahian, makanan mereka saya taruh di beberapa tempat terpisah. Makanan itu bervariasi: milet, pisang, pepaya, dan tebu. Semuanya dilahap oleh mereka.

Amat disayangkan beberapa bulan kemudian, jantannya mati.Saya belum berpengalaman untuk mengetahui kira-kira apa penyebabnya.

Kembali saya berkesempatan berkunjung ke daerah, di mana saya pernah membeli betet betina dulu. Kali ini saya sengaja membeli yang jantan. Di kampung itu, beberapa penduduk ada yang memelihara betet, bahkan sudah bertahun-tahun lamanya, hanya sayang belum ada yang mengerti cara penangkarannya.

Lagi, beberapa bulan kemudian, si jantan ini pun mati. Apa boleh buat. Kini tinggal tersisa dua betina, yang tampaknya sehat-sehat saja.

Saya sedang berpikir untuk membangun kandang breeding yang relatif besar, serta kembali mencari jantannya. Tak ingin rencana ini hilang ditelan waktu, saya tergerak untuk menampilkannya lewat blog. Siapa tahu di antara pengunjung blog ini ada yang bisa berbagi pengalaman. 

Mengapa Borneo Parrot

Pose betet jantanku (parrotborneo@gmail.com)
Istilah "Borneo Parrot" adalah sebutan saya sendiri untuk burung paruh bengkok yang satu ini. Mungkin sebutan ini tidak adil.

Mengingat betet ekor panjang, atau betet pipi merah yang memiliki nama latin Psittacula longicauda dan bahasa Inggris Red-breasted Parakeet, memiliki wilayah penyebaran di wilayah Andaman, Nikobar, Semenajung Malaysia, Sumatera, Riau, Natuna, dan Kalimantan.

Tetapi ada 5 sub spesies betet pipi merah, dan masing-masing memiliki ciri yang mirip-mirip. Betet ini merupakan salah satu dari sekitar 85 jenis burung paruh bengkok yang ada di Indonesia.

Karena betet yang saya miliki saya beli dari warga yang mendapatkannya dari hutan Kalimantan, maka saya sebut saja "Borneo Parrot". Burung ini tidak termasuk jenis yang dilindungi. Bahkan saking banyaknya dan kadang-kadang bergerombolan di kebun kepala, burung ini dianggap hama.

Tetapi saya ingin melihat hal lain. Saya kesulitan menenukan informasi mengenai orang yang telah mencoba melakukan penangkaran betet ini. Maka saya ingin mencoba, meski mungkin ini akan jadi bahan tertawaan.

Tak banyak orang yang suka dengan burung ini. Tapi tak apalah. Kan saya melakukannya karena hobi, syukur-syukur jika berhasil, bisa turut melestarikan satwa khas Borneo.

Sebenarnya jika diperhatikan benar-benar, betet tak kalah eksotik dengan jenis small parrot dari negara lain (Amerika Latin dan Afrika) yang sangat terkenal itu.

Soal ternak betet, khusus yang asli Kalimantan belum saya temukan referensinya. Tetapi untuk jenis betet Jawa, sudah ada peternaknya. Mungkin saya bisa mempelajari pengalaman mereka.

Sayangnya, rencana saya agak terhambat. Betet jantan milik saya seperti dalam foto itu, sudah mati. Saya tidak ketahui secara jelas, apa penyebabnya. Setelah kemudian mendapatkan satu lagi pejantan baru, juga mati. Herannya, dua betet betina masih tetap hidup.